Minggu, 06 Februari 2011

Indahnya Puisi

Apakah Sastra itu? Pertanyaan ini tidak begitu saja mudah dijawab. Setiap jawaban yang diberikan tidak akan menimbulkan kepuasan penanya. Namun demikian, jika seseorang ditanya tentang apakah ia pernah membaca karya sastra. Jawabannya, “ya, pernah atau belum”. Atau, jika seseorang ditanya apakah ia menyukai sastra, dengan segera pula timbul jawabannya, “ya” atau “tidak”, sesuai dengan pengalaman keseharian hidupnya bergaul dengan sastra. Ini berarti, secara konseptual yang ditanya tidak dapat menjelaskan tentang “apa itu sastra”, tetapi dalam keseharian ia mengenal “sastra sebagai suatu objek yang dihadapinya. Dalam kehidupan keseharian pula, pada umumnya orang menyukai sastra.

Kata-kata mutiara, ungkapan-ungkapan yang bersifat persuasif yang merupakan salah satu ciri khas keindahan bahasa sastra sering kali digunakan orang dalam situasi berkomunikasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan orang ke arah bersastra. Salah satu bagian dari kegiatam bersastra adalah mengepresiasi sastra. Kegiatan mengapresiasi sastra adalah sesuatu hal yang menarik dan tidak pernah terhenti selagi karya sastra itu masih diciptakan. Hal ini disebabkan sastra memiliki hubungan yang cukup erat dengan kehidupan khususnya pengarang dan pembacanya.

Sastra sebagai bagian dari hasil pikiran maupun perasaan yang tertuang dalam karyanya adalah keindahan yang melukiskan imajinasi pengarang. Seperti yang disampaikan oleh Tarigan (1995:3), sastra merupakan suatu bentuk dan struktur bahasa sebagai pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif. Sastra adalah suatu bentuk keindahan dan kekayaan yang tidak ternilai harganya.

Keindahan karya sastra tidak terlepas dari masyarakat yang menikmatinya. Tidak menutup kemungkinan pula kalau masyarakat yang menjadi objeknya. Kaitan dua jenis masyarakat ini dapat disatukan dalam karya sastra. Ketiganya bak temali yang saling terkait. Pada dasarnya masyarakat dan sastra merupakan suatu hubungan yang simbolik dan bermakna serta antara sastra dan aktifitas manusia memiliki keterkaitan (Warren dan Wellek, 1989:131). Ujung dari apresiasi karya sastra dan masyarakat adalah budaya. Sebagai bentuk kebudayaan, sastra memiliki begitu banyak pengaruh bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa mengkaji masalah karya sastra adalah suatu hal sangat bermanfaat. Demikian pentingnya analisis tentang sastra dalam kehidupan kita, sehingga dalam uraian ini merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap suatu karya sastra.

Salah satu jenis karya sastra adalah puisi. Kita pasti sering mendengar kata puisi. Sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi kita belajar tentang puisi, namun jika kita resapi secara seksama tidak banyak orang yang mengerti tentang arti sebenarnya dari kata puisi tersebut.Dalam makalah ini akan memnbahas tentang pengertian dan ragam puisi.
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poesies ‘pembuatan’ dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Piisi diartikan sebagai ‘membuat dan pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seseortang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. (Aminudin, 1987:134). Hal senada juga disampaikan oleh Suroto (1989:40) bahwa puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang dituangkan untuk memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat, kreatif dan imajinatif.
Puisi sebagai salah satu karya sastra yang dapat diapresiasi, tentu menunjukkan bahwa puisi adalah suatu hasil karya sastra yang sangat menarik. Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk apresiasi. Misalnya, salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah memperbanyak pemahaman tentang puisi. Puisi dapat mengandung isi yang bersifat faktual serta sesuatu yang bersifat abstrak. Sebagai wacana, puisi memiliki dua struktur: kongkret dan abstrak. Keterlibatan unsur-unsur luar yang secara struktural sebenarnya masih merupakan mata rantai teks, dalam interpretasi makna akan membantu pemaknaan lambing lewat projection. Dalam proses memaknai yang melibatkan proses penafsiran yang cukup kompleks, akan tertempuh langkah kegiatan meliputi pengidentifikasian makna yang tekandung dalam struktur kongkret, pengidentifikasian relasi makna antar kata serta baris, pelaksanaan abstraksi dari berbagai kemungkinan makna.

Salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah memperbanyak pemahaman tentang puisi adalah denngan mengaprsiasikannya. Apresiasi puisi dapat dilakukan dengan cara mengkaji puisi tersebut. Puisi dapat dikaji dari berbagai macam aspeknya. Menurut Pradopo (2005: 3) “Puisi juga dapat dikaji dari sudut sudut kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarahnya, dari waktu ke waktu puisi ditulis dan selalu dibaca orang”. Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan keadaan zaman tersebut

Selanjutnya, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperbanyak membaca tulisan yang berhubungan dengan puisi, misalnya bacaan tentang teori puisi, kritik puisi, sejarah puisi, dan resensi puisi (Suharianto, 1981:16—17). Dalam menciptakan puisi tentu masih sangat perlu diperhatikan unsur bunyi dan musikalitas. Akan tetapi, penataan kata dan pola persajakkannya biasanya tidak sama dari masa ke masa. Misalnya, puisi-puisi pada zaman dahulu lebih tersusun dan terikat, dan inilah yang disebut puisi lama. Lain halnya dengan puisi-puisi pada zaman berikutnya atau yang sering disebut puisi modern yang terkesan lebih bebas dalam mengekspresikan dalam kata-kata ataupun dari segi bentuknya.

Tentu, puisi tetap menarik dengan berbagai bentuk pengekspresiannya sebagai salah satau bagian dari kegiatan apresiasi. Meskipun demikian, penjelasan tentang apresiasi puisi dengan menggunakan metode teaterikal dan musikalisasi puisi yang dikaji dalam pemaparan ini masih sangat butuh masukan dan perbaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar